Judul : Alangkah Lucunya (Negeri Ini)
Sutradara : Deddy Mizwar
Co Sutradara : Aria Kusumadewa
Penulis : Musfar Yasin
Pemain : Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Raharjo, Jaja Miharja, Ratu Tika Bravani, Asrul Dahlan, Tio Pakusadewo
Penulis : Citra Sinema
Durasi : 115 menit
Alangkah Lucunya (Negeri Ini) merupakan film bertajuk pendidikan dan komedi dengan Deddy Mizwar sebagai sutradaranya. Film ini adalah film pertama Deddy setelah sukse mengarahkan Naga Bonar, Naga Bonar (jadi 2), pada tahun 2007.
Penulis naskah dalam film ini adalah Musfar Yasin, yakni penulis naskah pada film Ketika, Kiamat Sudah Dekat, film ini menampilkan permainan acting dari beberapa pemenang Piala Citra seperti Deddy Mizwar sendiri, Slamet Rahardjo, Tio Pakusadewo dan Reza Rahadian.
Alangkah Lucunya (Negeri Ini) yang memiliki banak nilai moral dan sosial, mengisahkan tentang Muluk (reza Rahadian), pemuda penganguran yang sudah dua tahun lu.us sebagai seorang sarjana. Hanya saja ia merasa belum menemukan pekerjaan yang tepat. Namun ia tak pernah patah semangat, karena ayahnya, Pak Makbul (Deddy Mizwar), dan kekasihnya Rahma (Sonia) selalu memberi dukungan padanya.
Suatu hari, ia bertemu dengan Komet (Angga) di sebuah asar, Komet adalah pencopet cilik yang telah mencopet barang milik pengunjung pasar. Kemudian,, Komet mengenalkan Jarot (Tio Pakusadewo), pemimpin besar dari sekumpulan copet, kepada Muluk. Ketika itulah Muluk mendapat ide dan kemudian menawarkan kerjasama pada Jarot. Ia mengatakan akan memanage setiap penghasilan mereka. Alasannya, dengan cara ini sedikit demi sedikit uang tersebut terkumpul sehingga para pencopet tidak perlu mencopet lagi, bahkan mempunyai usaha baru dengan bermodal uang tersebut. Kesepakatannya, setiap 10% dari hasil mencopet akan diberikan pada Muluk untuk disimpan. Jarot pun menyetujui ide cemerlang dari Muluk.
Menadari anaknya akhir-akhir ini semakin sibuk, Pak Makbul mulai bertanya-tanya, apakah anaknya sudah mendapatkan pekerjaan? Muluk mengiyakan ketika dirinya ditanya oleh ayahnya. Pak Makbul begitu bangga saat Muluk mengatakan ia telah bekerja di sebuah Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Sementara itu, tanpa disadari semenjak perjanjian itu hubungan Jarot dengan pencopet-pencopet cilik itu semakin dekat, seolah mereka adalah sebuah keluarga. Selain itu para pencopet cilik juga diajarkan membaca, menulis serta melakukan aktivitas sehari-hari seperti yang dilakukan anak seusia mereka pada umumnya, seperti mandi dua kali sehari. Hingga akhirnya uang yang terkumpul kini mencapai hasil yang sungguh diluar dugaan. Muluk tak hanya menjadi manajer keuangan, ia mengajak kedua temannya, Pipit (Ratu Tika Bravani) dan Samsul (Asrul Dahlan), untuk mengajari anak-anak tersebut mengenai keagamaan dan kewarganegaraan. Kini pencopet-pencopet cilik itu mulai menjadi orang yang 'berpendidikan'. Namun, apakah itu bisa menghentikan mereka dari kebiasaan mencopet? Ternyata tidak, mereka beberapa kali sempat mencopet lagi, tentu saja Muluk dan kedua temannya menasehati mereka.
Suatu hari, Pak Makbul dan Ayah Pipit serta Ayah Rahma ingin mengunjungi dan melihat-lihat tempat anak mereka bekerja. Mereka sepakat datang kesana hari itu. Begitu terkejutna Pak Makbul saat mengetahui apa yang selama ini Muluk kerjakan. Walaupun Muluk dan Pipit menganggap pekerjaan mereka adalah membanggakan, namun ternyata kedua ayah mereka menganggap mereka menghasilkan uang haram.
Sejak saat itu perlahan Muluk mulai tidak aktif lagi dalam pekerjaannya, hingga akhirnya ia berhenti.
Kini ia tak pernah lagi bertemu dengan pencopet cilik itu. Jutaan uang yang telah dihasilkan oleh pencopet-pencopet itu pun telah diserahkan pada Jarot untuk memanagenya sendiri.
Suatu hari ketika Muluk sedang belajar mengemudi dan berhenti di sebuah kemacetan, ia tanpa sengaja melihat Komet sedang mengasong. Dan ternyata tak hanya Komet, teman-temannya pun begitu, ada pula yang menjadi loper koran. Muluk bangga bukan main melihat mereka tak mencopet lagi.
Tiba-tiba ditengah kebahagiaan Muluk, datang Satpol PP yang membuyarkan dan menghebohkan jalanan. Pedagang asongan berlarian kebingungan termasuk Komet dan kawan-kawannya. Muluk segera berlari menyelamatkan Komet hingga Komet bisa lepas dari tangkapan petugas Satpol PP. Pekerjaan yang baik apabila mereka berdagang daripada mencopet, begitu kata Muluk. Tapi petugas Satpol PP tak menghiraukan perkataannya, hingga akhirnya Muluk yang bersikeras membela pedagang asongan pun diangkut oleh Satpol PP untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya yang juga menggagalkan Satpol PP menangkap para asongan tersebut.
Komet dan teman-temannya berteriak histeris memanggil Muluk yang tengah duduk di atas mobil patroli didampingi petugas patroli. Hanya satu salam terakhir dari Muluk, acungan kedua jempolnya dengan senyuman tulus yang sangat dalam yang semakin membuat Komet dan teman-temannya terharu.
Benar-benar menunjukkan ciri khas Indonesia, Alangkan Lucunya (Negeri Ini), mengandung nilai yang sangat kuat. Sungguh lucu, mereka (pedagang asongan) ditangkap saat sedang berusaha menghidupi diri mereka sendiri di tengah-tengah pahit manisnya kehidupan. Namun, para tikus berkaki dua dibiarkan begitu saja berkeliaran dalam manisnya kehidupan mereka.
Alangkah Lucunya (Negeri Ini) ditampilkan secara ringan dan lebih mengena pada penontonnya. Dengan pemeran yang sangat ahli, naskah cerita yang sederhana dan tidak berlebihan, mungkin bisa menjadi fenomena tersendiri dalam industri perfilman, dimana film ini mampu berbicara secara kualitas dan akan dengan mudah disukai penonton. Sangat tidak rugi menonton film ini.