Rabu, 21 Desember 2011

Resensi:: 5 cm (Comic version)

Judul                        : Komik 5 cm.
Penerbit                   : PT. Grasindo
Penulis                     : Donny Dhirgantoro
Cover dan Ilustrasi   : Is Yuniarto dan Azisa Noor
Kategori                  : Komik Remaja
Tebal                       : 176 halaman

     5 cm? Sudah pernah dengar sebelumnya kan? Ya, sebelumnya saya juga telah memposting resensi dari novel 5 cm ini. Tentu masih ingat kan? Kisah tentang lima orang sahabat: Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta, yang sudah menjalin hubungan selama tujuh tahun. Dan sekarang, taraaaaat... Telah keluar versi komiknya lho.
    Untuk penggemar novelnya, dan bagi yang kurang menyukai komik, nggak ada salahnya lho membaca kimik ini. Komik 5 cm ini bisa mengingatkan kembali akan perjuangan kelima orang sahabat tersebut dalam perjalanannya. Komik ini juga tidak kalah seru dari novelnya. Penuh dengan semangat, inspirasi, motivasi, dan kegigihandalam menggapai impian dan cita-cita yang dibalut dalam indahnya persahabatan.
     Selama 176 halaman, kita akan disuguhi hal-hal menarik. Mulai dari cover hingga isinya. Is Yuniarto benar-benar telah berhasil mengangkat novel 5 cm menjadi sebuah gambaran cerita yang sangat nyata. Cover diemas sangat menarik dengan pencitraan tokoh-tokohnya seperti Arial, Riani, Zafran, Ian dan Genta dengan ciri khasnya masing-masing. Jadi, komik ini benar-benar bisa membantu imajinasi pembaca untuk menggambarkan keseluruhan karakteristik tokoh dan juga jalannya cerita.
     Dan yang terpenting, komik ini tidak meninggalkan ciri khas yang banyak disukai oleh pembaca termasuk saya sendiri, yakni kalimat sihir yang benar-benar bisa menyihir pembaca, kalimat yang dalam sekejap bisa menginspirasi dan memotivasi pembaca, bahkan saya selalu merinding ketika mengingatnya. Pembaca pun akan dibuat terharu ketika membacanya. Kisah tentang kecintaan terhadap Tanah Air, begitu menggetarkan jiwa. Bahkan Good Reads Indonesia memberi julukan buku Indonesia sepanjang masa terhadap novel 5 cm ini.
     Saya akan sedikit mengulas kembali kisahnya. Bermula dari kejenuhan yang terjadi diantara 5 sahabat yang sudah terjalin selama tujuh tahun. Ketika kelimanya tiba-tiba berubah dan akhirnya membuat kesepakatan untuk tidak bertemu dan tidak berkomunikasi selama tiga bulan. Setelah berhasil melalui masa tiga bulan berpisah, mereka bertemu dengan segunung perasaan kangen yang akhirnya terluapkan. Untuk merayakannya, mereka merencanakan sebuah perjalanan menuju puncak tertinggi di Pulau Jawa, Puncak Mahameru. Dalam perjalanan itulah mereka banyak menuai pelajaran berharga, yang benar-benar memperkaya hati mereka untuk bisa menjadi manusia yang seutuhnya. Impian, cita-cita dan harapan yang membawa mereka berdiri di salah satu puncak tertinggi di Indonesia, di depan kibaran Sang Merah Putih.
     Bahwa belum pernah ada bukti nyata dalam angka yang bisa dipecahkan ilmu pengetahuan. Tentang bagaimana keajaiban sebuah impian, persahabatan, cinta dan keyakinan, bisa membuat begitu banyak perbedaan yang mengubah kehidupan manusia.
     Hanya impian dan keyakinan yang bisa membuat manusia berbeda dengan mahluk lain. Dan setiap kali impian dan cita-cita muncul, letakkan di depan kening kita. Jangan menempel. Biarkan menggantung 5 cm di depan kening. Supaya dia tidak terlepas dari mata kita. Dan yang bisa dilakukan seorang manusia terhadap mimpi dan keyakinannya adalah ia hanya tinggal mempercayainya.

Resensi:: 3 Idiots

Directed by     : Rajkumar Hirani
Produced by   : Vidhu Vinod Chopra
Story by         : Abhijat Joshi, Rajkumar Hirani
Starring          : Aamir Khan
                       Kareena Kapoor
                       R. Madhavan
                       Sharman Joshi
                       Boman Irani
                       Omi Vaidya
                       Mona Singh
                       Parikshit Sahni
Distributed by : Vinod Chopra Productions
Release          : 25 Desember 2009
Duration         : 164 minutes
Language       : Indi


     Kali ini saya coba mereview Film Bollywood. Apaaaa? Bollywoooood? Jangan alay deh. Bagi yang nggak suka India-indiaan, rugi deh kalian, nggak nonton yang satu ini. Awalnya aku juga males nonton waktu dapat copyannya dari temen waktu SMA *ups, tidak bermaksud membajak*. Begitu aku bilang belum nonton, mereka langsung komentar "What? Kok belom ditonton??? Buruaaan!". Lihat temenku yang segitu menggebu-gebunya sampai keluar api, menyuruhku nonton film itu, akhirnya aku penasaran juga. Alhasil, malem itu aku tonton deh filmnya. Judulnya 3 idiots. Dan apa yang terjadi setelah itu? Aku pergi ke sekolah dengan mata bengkak! Aku nggak bisa menggambarkan film 3 idiots ini tergolong film bergenre apa. Sedih, seneng, gokil, mengharukan, semuanya udah tercakup jadi satu. Bener-bener film yang menginspirasi. Langsung aja deh, baca sendiri resensinya.

     Diceritakan tiga orang mahasiswa (Rancho, Rajoo dan Farhan) yang dipertemukan secara tidak sengaja di suatu Universitas terbaik di India, jurusan Teknik Mesin. Awalnya Rajoo dan Farhan teman sekamar di asrama Univ tsb. Mereka adalah mahasiswa biasa yang selalu menuruti apa kata senior. Hingga suatu hari kedatangan Ranchoo yang juga menjadi teman sekamar Rajoo dan Farhan, membawa perubahan dalam hidup mereka.
      Ranchoo, lelaki yang selalu hidup dengan moto "All is well"nya, sangat cerdas dalam menanggapi segala hal. Suatu hari, Joy (mahasiswa yang sudah 8 tahun tidak lulus, dan sangat ingin lulus karena orang tuanya sangat bangga dengannya) 'ditolak' lagi oleh ViruS (semacam kepala sekolah yang bernama Viru Sahabla bla bla) sehingga dengan terpaksa ia harus mengabari orang tuanya bahwa ia tidak lulus. Namun ia terlalu takut, lalu dibuangnya hasil karyanya (mesin perekam yang bisa terbang). Ranchoo melihat dan segera mengambilnya untuk diperbaiki bersama teman-temannya. Ia berhasil. Bersama teman-temannya ia mencoba alat tersebut dan menerbangkannya dengan remote control ke jendela kamar Joy di lantai atas. Namun yang dilihat Ranchoo di layar perekam adala Joy yang telah gantung diri. Sejak itu Ranchoo merasa bahwa ViruS terlalu kejam.
      Suatu hari Ranchoo bertemu dengan Pia yang langsung memikat hatinya, dan yang mengejutkan adalah bahwa Pia putri bungsu ViruS. Terlebih lagi Pia sudah mempunyai kekasih yang siap dia nikahi. Namun akhirnya diketahui bahwa kekasihya hanya mengandalkan kemewahan dan tidak menyukai kesederhanaan, tidak seperti Ranchoo. Pia pun mulai menyukai Ranchoo. Terutama setelah peristiwa ketika penyakit Ayah Rajoo kambuh dan Ranchoo berhasil menyelamatkannya.

    Berbagai kisah penuh makna tersirat dalam film ini. Mulai dari kisah menjadi Mahasiswa Baru, kejenuhan yang berujung kenakalan, perdebatan dengan ViruS, ada juga pertolongan pada orang melahirkan (lho?), bahkan sampai kisah DO dan bunuh diri. Impian yang tak tersampaikan karena tekanan orang tua, bagaimana cara meraihnya? Semuanya tertuang dalam film yang unik dan menarik ini, diceritakan dengan alur maju-mundur yang benar-benar ringkas dan tidak membingungkan. Dijamin akan benar-benar terharu dan termotivasi  untuk menjadi seorang yang hebat setelah menontonnya.

Resensi:: Heart Is (Maeumi)

cast : Yoo Seung-ho(유승호), Kim Hyang-ki (김향기)
Directed by Oh Dal-gyoon (오달균)

Screenplay by Sin Dong-ik (신동익)

97min Release date in South Korea : 2006/10/26

Alternative title : Hearty Paws

Film bertajuk keluarga ini merupakan film yang benar-benar menyentuh. Bermula dari Soi, adik Chan yang saat itu akan berulang tahun dan menginginkan seekor anjing. Dini hari, Chan mencuri seekor anak anjing berbulu putih yang baru lahir dari rumah seseorang untuk dihadiahkan kepada adiknya. Soi, yang ketika bangun tidur tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan anak anjing itu pun sangat senang. Sejak saat itu Maeum -nama yang diberikan Soi untuk anak anjing tersebut- menjadi bagian dari keluarganya. Kemanapun Soi pergi, Maeum selalu mengikuti.  Soi hanya tinggal berdua saja dengan Chan sebelumnya hingga kini bertambah satu anggota setelah kedatangan Maeum, hingga Maeum tumbuh besar kini.

            Selama ini, Paman dan Bibinya lah yang membiayai sekolah Chan, sementara Ibu Chan dan Soi pergi entah kemana. Satu-satunya barang pemberian Ibunya yang sampai kini masih disimpan baik-baik oleh Soi adalah ransel merah jambu yang selalu menemani Soi kemanapun ia pergi. Hingga suatu hari, Paman dan Bibinya harus pindah rumah tanpa membawa Chan dan Soi, karena keduanya tak akan sanggup membiayai sekolahnya lagi. Chan marah karena Pamannya menjelek-jelekkan Ibunya yang tidak bertanggung jawab, walaupun sebenarnya ia pun kecewa dengan sikap Ibunya. Sebelum Bibinya pergi, ia sempat memberikan alamat apartemen Ibunya kepada Chan.

            Di suatu malam, Soi menemukan kertas bertuliskan alamat Ibunya tersebut. Semalaman ia merengek ingin pergi menemui Ibunya. Chan yang mulai tidak tahan dengan semuanya hanya bisa marah, pikirannya benar-benar kacau, kacau akan semua yang terjadi dalam hidupnya. Mengapa Ibunya pergi? Mengapa Ibunya tak pernah kembali lagi tanpa menghiraukan kedua anaknya???
            “Aku bisa hidup tanpa Ibu, tapi dia (Soi) tidak... Suatu hari, di saat aku tak lagi di sisinya, kau harus bisa menjadi kakaknya,” kata Chan malam itu pada Maeum yang membaringkan kepalanya di paha Chan. Maeum yang seolah mengerti apa yang dikatakan Chan menyambut tangan Chan sebagai tanda janji. Chan tidak pernah tahu bahwa malam itu adalah malam yang menentukan segalanya. Malam dimana perjalan hidup Chan berubah. Perjalanan Chan baru akan dimulai.

            Kehidupan Chan begitu sulit. Berbagai aral rintangan menghadangnya. Kejadian menyedihkan bersama adiknya, pertengkaran dengan Maeum, perjalanan mencari Ibunya, pertemuan dengan pengasuh anak jalanan, bahkan beberapa kali sempat hamper terbunuh. Lalu bagaimana dengan Soi, adiknya? Apakah ia berhasil bertemu dengan Ibunya? Sungguh perjalanan yang panjang, namun diringkas dengan indah dalam film berdurasi 97 menit ini.
            Tidak akan rugi menonton film ini. Saya akui, diantara film tentang anjing yang pernah saya tonton, film inilah yang paling menguras air mata, tidak tanggung-tanggung, baru beberapa menit dimulai, film ini bisa membuat saya menangis. Jadi, saya anjurkan banget untuk menonton film penuh inspiratif ini.

Resensi:: 5 cm

-Identitas Buku-
Judul Buku   : 5 cm
Penulis         : Donny Dhirgantoro
Penerbit       : PT. Grasindo
Tahun terbit  : November 2007
Tebal Buku  : 381 halaman

Bermula dari sebuah persahabatan yang telah lama dijalin oleh lima orang  remaja. Arial, seorang pemuda yang aling tampan diantara tiga pria lainnya dengan tampilan yang rapi dan sporty. Riani, satu-satunya perempuan yang mempunyai cita-cita ingin menjadi reporter sebuah stasiun TV. Berkacamata, cerewet, cerdas, canti dan berkarisma. Zafran, cowok kurus, pintar dan puitis. Anak band ini mempunyai sifat yang blak-blakan dan kocak. Ian, tokoh yang gila bola dan suka indomie. Satu lagi, dia penggemar Happy Salma, dan gemar mengoleksi film 17+. Yang terakhir adalah Genta yangdijuluki sebagai "leader". Badannya besar dengan rambut lurus berjambul, berkacamata, dan sosok aktivis kampus yang sangat dikagumi temannya. Sifatnya easy going dan peduli-an, dan ia begitu menyukai Riani.
     Tujuh tahun hubungan itu terjalin, hingga suatu hari puncak kejenuhan diantara mereka pun muncul. Mereka merasa sedikit jenuh dengan persahabatan itu. Saat itulah mereka bersepakat untuk tidak saling bertemu, bahkan tidak saling berkomunikasi selama tiga bulan. Dan komitmen itu benar-benar dilaksanakan oleh mereka. Ternyata, perpisahan sementara selama tiga bulan itu semakin memperkaya hati dan memberikan pelajaran yang sangat bermakna di dalam diri mereka.
     Tiga bulan berpisah itu seolah menumpuk rasa kangen yang besar diantara mereka. Pertemuan setelah tiga bulan berpisah itu akhirnya dirayakan dengan sebuah perjalanan yang mereka rencanakan. Puncak Mahameru, kesanalah mereka pergi. Dalam perjalanan tersebut, mereka menghadapi berbagai macam peristiwa penuh makna. Di sanalah mereka menemukan jati diri dan arti manusia yang sesungguhnya. Pendidikan, karir, idealisma, dan juga love life, semuanya seolah terkuak dalam perjalanan menuju puncak tertinggi di Pulau Jawa. Cerita terus bergulir, mereka pun semakin menemukan sosok diri masing-masing, bukan hanya sebagai manusia saja, namun manusia yang seutuhnya, yang akhirnya bisa menggapai cita-cita yang mereka impikan sejak dulu.
     "...Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kamu. Dan... sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasana, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang selalu berdoa... Percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu..."
   
     Novel ini dikemas dengan cover yang sangat simpel. Tapi justru itulah yang saya sukai. Kesimpelan itu justru menarik perhatian bagi yang melihatnya. Hmm... Jujur dan paling jujur dari hati yang terdalam, sebenarnya saya belum pernah membaca novel ini. Lha, trus? Saya tahu cerita di atas setelah saudara saya menceritakan isinya kepada saya. Hebat, kan. Padahal saya hanya mendengar cerita ulang, tapi saya langsung jatuh cinta dengan cerita dalam novel ini. Sungguh, benar-benar novel penuh inspirasi. Saya harap novel ini segera bisa ditayangkan di layar lebar. Ini akan menjadi sebuah kisah terbaik dan penuh motivasi, terutama bagi pemuda-pemuda Indonesia penerus bangsa. Semangat! ^^