Hari Selasa dan Kamis lalu, tepatnya tanggal 6 dan 8 Desember 2011, seluruh mahasiswa baru jurusan Sistem Informasi ITS menyelenggarakan kunjungan ke Lingkungan Pondok Sosial Keputih. Kegiatan ini berlangsung dalam rangka pembelajaran mata kuliah Ketrampilan Interpersonal.
Pada hari pertama dilaksanakan oleh kelas A dan B. Sedangkan kelas C dan D pada hari kedua. Beberapa penghuni Liponsos diikutkan untuk memeriahkan kegiatan. Permainan yang bertujuan untuk saling mengenal dilaksanakan dengan meriah oleh maba dan juga penghuni Liponsos. Selain itu mereka juga saling sharing dan bertukar cerita mengenai apa yang selama ini dialami sebelum dan setelah masuk ke dalam lingkungan pondok sosial. Tak hanya itu, maba SI ITS 2011 pun tak lupa membawa oleh-oleh berupa buah-buahan yang membuat para penghuni Liponsos sumringah.
Mendengar cerita-cerita dari penghuni Liponsos tersebut, beberapa anak mulai tersentuh hatinya. Semakin lama semakn banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul seputar penyebab mereka sampai di Liponsos. Ada yang bermula dari pekerjaan di jalanan, sehingga mereka tertangkap oleh satpol PP dan tibalah mereka di Liponsos tersebut, bahkan ada pula yang brawal dari sebuah keisengan belaka.
Seperti yang diceritakan oleh Firman, salah satu maba SI ITS 2011 yang bertukar cerita dengan Bu Tina. Bu Tina mengaku sebagai seorang pembantu yang tinggal di daerah yang tak jauh dari Liponsos bersama majikannya. Suatu ketika ia sedang menganggur dan ingin belajar bersepeda. Maka dengan niat tersebut Bu Tina pun mengayuh sepedanya hingga tiba di suatu daerah yang tidak ia kenali. Dalam kebingungan itulah satpol PP menangkap Bu Tina yang dianggap sebagai gepeng. Selain itu, adapula yang tertangkap ketika sedang mengamen bersama temannya. Sungguh kasihan, padahal sebenarnya itulah satu-satunya pekerjaan mereka untuk menghidupi diri mereka sendiri.
Di lain sisi, beberapa merasa nyaman dan betah di dalam Liponsos. Seperti yang dituturkan oleh Mbak Ika, salah satu penghuni Liponsos. Ia mengatakan bahwa ia merasa betah tingal di dalam Liponsos, karena berbagai alasan. Selain tempatnya yang lebih luas dibanding rumahnya yang sempit, Mbak Ika merasa sengang karena di dalam Liponsos ia diajarkan berbagai macam ketrampilan, tak terkecuali membaca dan juga sholat.
Namun yang membuat miris adalah harapan mereka yang ingin bertemu dengan keluarganya. Mbak Ika mengatakan, "Saya hanya sekali dijenguk oleh Ibu dan kakak saya. Sebenarnya saya masih ingin bertemu mereka, tapi mereka harus membayar biaya obat untuk bisa menemui saya. Jadi mau bagaimana lagi, cari makan saja sulit, apalagi untuk membayar," tuturnya dengan wajah yang penuh harap. "Pernah satu kali saat menjenguk, kakak saya meminta agar saya pulang, tapi pihak Liponsos melarang karena saya dikatakan belum sembuh," lanjtnya.
Entah bagaimana perasaan mereka semua di dalam Liponsos. Sebetah-betahnya, tentu keinginan mereka untuk bertemu dengan keluarganya pun lebih besar. Mereka bukanlah orang yang bernasib sial. Hanya saja Tuhan masih menunda pertemuan mereka dengan keberuntungan. Namun jangan salah, jusrtru merekalah orang-orang kuat, karena Tuhan tak akan memeberi cobaan pada orang yang masih tidak mampu menerima cobaan itu.
Kisah penghuni Liponsos itu patut dijadikan sebagai inspirasi bagi semua orang agar lebih berusaha untuk mencapai tujuan hidupnya. Karena tak ada usaha yang tanpa kendala.